Beberapa ratus meter lagi aku akan sampai ke kilometer 25. Sang mentari tengah berada di puncak kekuasaannya. Terik. Motor Ninja warna hijauku menderu pelan. Menepi sejenak dari jalan nan panjang.
"Bu, minta minuman dingin satu ya", sahutku setelah melepaskan helm dan sarung tangan.
Membuka lemari pendingin berpintu kaca di depan sebuah warung yang dijaga seorang ibu tua. Aku tersenyum kecil kepadanya.
Ku rebahkan diri di anyaman bangku kayu, menggenggam sekaleng minuman ringan yang dingin. Menggenggamnya erat, coba menikmati dingin yang menjalari telapak tangan. Menegaknya cepat, berharap kan bisa mendinginkan kegerahan yang menyelimuti.
"Oalah, ternyata cah ayu toh yang naik motor besar ini. Kirain siapa", sang ibu terkekeh. Aku menyeringai pelan. Tetap asyik dengan minumanku.
Angin datang menggoda, menggoyang-goyang ujung jilbab krem-ku.
Tak terasa, sudah 25 kilometer aku melaju. Melintasi jalan berbatu, berkerikil, namun terkadang menikmati jalan aspal yang meningkatkan adrenalin tuk memacu kendaraanku cepat, jalanan halus tanpa hambatan.
Aku ingat di dalam perjalanan tadi, melewati beberapa tempat-tempat yang indah mempesona, aku membuka helm tuk dapat menikmati segarnya angin yang ada disana. Bersyukur atas kenikmatan yang bisa kureguk. Sepertinya bisa menjadi memori indah, penguat hari-hariku.
Akupun teringat bahwa dalam perjalanan tadi, melewati beberapa tempat yang buruk dan jalanan yang sulit, aku perlu banyak konsentrasi dalam mengendalikan Ninja hijauku melewati jalan itu. Hujan menerpa, dingin menyiksa. Ah, namun aku bisa tersenyum sekarang jika mengingat itu semua, karena hal itu telah dapat kulalui dengan kesabaran yang indah. Hikmah yang bisa kujadikan pelajaran dalam catatan perjalanan. Semoga bisa menjadikan diriku menjadi pengendara yang lebih baik.
Berhenti sejenak di tempat rindang ini membuat hatiku nyaman. Aku membuka tas ransel, mengambil peta yang ada disana, melihat arah kompas, dan mengurutkan garis jalan dengan jari tangan, jauh ke titik tujuan perjalanan.
Berhenti sejenak membawa banyak manfaat, aku bisa mengukur telah sejauh mana aku melaju, dan bisa mengorientasikan kembali arah perjalananku, apakah aku perlu menyusun rute baru?
Ah, bagaimanapun juga, tujuan akhir perjalanan ini yang ku tuju. Sebuah negeri yang hanya berisi kebahagiaan tanpa kedukaan. Negeri keindahan. Semoga kan sampai ke sana... Insya Allah (amin)
----
16082008
-ipin4u-
Sebuah hadiah untuk Meura Hannan yang milad tanggal 17 agustus nanti
"Semoga sisa umurnya barokah ya"
Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”. Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhori)
Cek artikel penjelasannya di: Menjadi Orang Asing di Dunia <-- klik aja langsung
16 August 2008
[cerpen] Di KM 25 Aku Berhenti Sejenak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Cerpen plus renungan. Tfs.
ReplyDeleteBenar... dakwah lewat cerpen...
ReplyDeleteMasyaAllah... terima kasih atas renungan nya
*dah ada feeling ini cerpen buat kak piki
ReplyDelete//Oalah, ternyata cah ayu toh yang naik motor besar ini//
ReplyDelete//menggoyang-goyang ujung jilbab krem//
dua kali informasi ni :)
/Aku membuka tas ransel, mengambil peta yang ada disana, melihat arah kompas, dan mengurutkan garis jalan dengan jari tangan, jauh ke titik tujuan perjalanan//
woman can't read map hehe...
kak pika yacwh...jilbab krem tu aku
ReplyDeletedia suka jilbab ijo
@naila & sespi
ReplyDeletesama2 :)
@umitz & nia
iya :D
@desi
hehehehe, itu kan penekanan ajah des ^_^
jadi di awal cuma seorang wanita doang, dan di informasi yang kedua, ada penjelasan lebih detail ^_^
wew, yang minimkan kemampuan spasial-geografi-ruangan :D
makanya dia mesti buka peta dulu, biar yakinin arah dan ngga salah rute/tujuan :D
si Dora aja suka buka peta kok ^_^ hihihihihi %peace%
thanks atas masukannya ;)
terlalu deket mungkin. coba kalau si ibu bilang cah ayu diparagraf ke-5.
ReplyDeletejilbab krem di paragraf 8. //aku membuka helm tuk dapat menikmati segarnya angin yang mencoba meniup-niup jilbabku//
usul aja si ^^
terlalu deket mungkin. coba kalau si ibu bilang cah ayu diparagraf ke-5.
ReplyDeletejilbab krem di paragraf 8. //aku membuka helm tuk dapat menikmati segarnya angin yang mencoba meniup-niup jilbabku//
usul aja si ^^
yayaya, ok des, makasih atas usulannya ^_^
ReplyDelete^desi
ReplyDeletekomen yang sangat menyakitkan bagi ipin.. wkakkka..
km 25 itu daerah mana yah??
atau dideketin juga gapapa ^^ //"Oalah, ternyata cah ayu toh yang naik motor besar ini. Kirain siapa", sang ibu terkekeh ketika melihat jilbab kremku.//
ReplyDeletekm 25 itu itu daerah kaliurang, mba. hehe.. dingin
mas Ipin yang minta disakitin. hihi... pis ^^v
daerah banyuasin nis...
ReplyDeletesekitar 25 km lah dari Palembang...
yang bener yang mana? kaliurang atau palembang??
ReplyDeleteyang ngetik cerpen ini sapa yah??
:hihi:
ReplyDeletehalah.. maksudku di Palembang itu ada yang namanya KM 25
yang buat ya Pak Ipin lah... masa diriku?
@nisa
ReplyDeletehehehe, emang sengaja minta masukan sama si desi kok :D
@desi
thanks for the input
@meura
:D cerpen inih kan buat kamuh ^_^
------------
Km 25 itu deket Km 24 :D
dan Km 24 jalan poros Bontang-Samarinda itu adalah alamat kantor kuw :D
oowww deket dunk pin..
ReplyDeletenapa ga bilang, lok gitu ga usah mampir ke warung..
mending, nyari tempat minum yang gratisan aja.. :hihi:
nanti klo km mampir ke tempat kerjaan saya, pake alasan apa saya jelasin ke teman2 saya tentang siapa dirimu :D
ReplyDeletebisa bisa disangka macem2 lah :D
*kecuali kalo... :siul: :hihi:
mending untuk sekarang, kamu mampirnya ke warung aja dulu ya ^_^ hihihihihi %peace%