17 October 2008

Kritik Orang

Efek dari kritikan tergantung kepada motif orang yang melontarkan kritik dan sikap orang yang menerimanya.

Ada bermacam-macam kritikan. Kritikan yang paling baik adalah kritikan dari teman dekat yang sudah saling terbuka dan telah menjadi teman curhat yang paling setia.

Kritikan dari teman seperti ini lebih baik dari pada dukungan-dukungan yang diberikannya.

Suatu kritikan bisa mengandung anjuran dan bisa juga mengandung larangan. Kritik dapat mengingatkan hati yang sedang lalai dan memacu semangatnya.

Ia bagikan obat bagi jiwa yang sedang sakit. terlebih jika kritikan itu disampaikan dengan kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan yang komunikatif, dan tidak menimbulkan kesan menggurui, serta disampaikan pada waktu yang tepat.

Pengkritik yang baik tahu kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik yang melarang dan kapan saat yang baik untuk melontarkan kritik yang menganjurkan atau memerintah, sesuai dengan pengamatannya kapan orang yang akan dikritiknya mau diajak bicara, kapan enggan diajak bicara, kapan mau menerima masukan, dan kapan sulit menerima saran.

Ada juga kritik yang pedas dan frontal, yaitu kritik yang dikemas dengan kata-kata yang jauh dari kesantunan, tidak menimbang rasa, dan tidak memperhitungkan waktu.

Aku mempunyai seorang kawan yang bernama Abu al-Siri 'Ammar ibn Ziyad. Dia adalah kawan yang paling banyak memberikan kritik atas tindakan-tindakan yang aku lakukan. Tetapi dia juga suka membelaku dengan menepis kritik-kritik yang dilontarkan orang lain. Karena begitu kuatnya pertemanan dan sedemikian eratnya persaudaraan kamu, aku sampai pada keyakinan bahwa ia akan selalu bersamaku, baik saat aku salah maupun ketika aku benar.


Dengan sedikit penyuntingan dari buku: Untaian Kalung Merpati, Thuq Al-Hamamah, Ibnu Hazm Al-Andalusi.


Sedikit tambahan dari saya: mungkin, maksud dari "selalu bersama dia saat salah maupun benar" (kalimat terakhir), disesuaikan dengan perkataan dari hadits berikut:

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, ia berkata: Dua orang pemuda, yang satu dari golongan Muhajirin dan yang lain dari kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari kaum Muhajirin berteriak: Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga berteriak: Wahai orang-orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan berkata: Ada apa ini? Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka menjawab: Tidak ada apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang berkelahi sehingga seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu menolong saudaranya yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau ia berbuat kezaliman hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan pertolongan kepadanya dan apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya. (HR Bukhari-Muslim)

6 comments:

  1. Hmm..ini renungan atau semacam curhat pip2..? but,..verry nice,..thanks ya..! Semoga saling mengingatkan dan tak ada perpecahan..amiin.

    ReplyDelete
  2. Hmmm kalo gw sering mengkritik org dlm keadaan emosi

    ReplyDelete
  3. Kemarin dapat kritikan dari teman, katanya aku tuh harusnya jangan terlalu percaya sama orang yang baru dikenal.. Loh apa salah ya?

    ReplyDelete
  4. Hanya orang yang berjiwa besar yang bisa menerimanya...

    ReplyDelete