22 October 2008

[puisi] Cinta yang Bertanggungjawab

Ketika aku mencintai kamu, maka aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu. Aku akan menjadi matahari yang bersinar terang dan hangat untuk kamu; aku akan menjadi udara segar yang kan kau hirup dengan sejuk; aku akan menjadi malam yang tenang, nyaman, sehingga engkau bisa terlelap bersandar kepadaku.

Ketika aku mencintai kamu, maka aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu. Aku akan melindungi kamu dari ancaman mara-bahaya; mencukupi segala kebutuhan yang kau perlu; menjaga nyala bahagia tetap membara dalam dadamu.

Ketika aku mencintai kamu, maka yakinlah, aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu.


22102008
-ipin4u-

 

Sumber inspirasi:

1. Sedikit mengutip dari: http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/5/cn/6768
*dengan sedikit modifikasi*

Cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya.

Cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.

Bahkan lebih "keren"nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi "pelindung" dan "pengayomnya". Bahkan "mengambil alih" kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.

2. Buku Serial Cinta, bab "Indahnya Memberi", Anis Matta, sedikit kutipan:

Cinta itu indah. Karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Para pecinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama. sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga.

Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pecinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

3. Al-Quran

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaahaa: 132)

Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang lalim itu berada dalam azab yang kekal. (QS. Asy-Syura: 45)


Aku akan mempertanggungjawabkan cintaku, memintamu dengan cara yang benar (melamar), mengajakmu melalui jalan yang baik (pernikahan), dan bersama-sama kita menuju kebaikan (surga, buah dari saling mengingatkan atas kemaksiatan dan hasil dari saling mendukung dalam kebaikan)... amin ^_^

13 comments:

  1. waduuuuhhh... kerennya..
    Ga lama nih.. (amiin...)

    ReplyDelete
  2. @ariomuhammad
    makasih atas apresiasinya ^_^
    btw, apanya yg ngga lama :P

    @malambulanbiru
    weleh :D nanti saya dimarahin sama si dia lagi :D

    @asty
    wew, kok uhuy doang :P

    @lussy
    wehehehe, romans yaw :D

    @sespi
    hmmm, ngga kok, biasa aja :) lagi terinspirasi aja :D
    dan ngga mau jatuh cinta ah, sakit :D mendingan membangun cinta ^_^

    ReplyDelete
  3. selalu nemu kata puitis dech kalo berkunjung kesini...;)

    ReplyDelete
  4. waaaah, jadi inget suamiku...:) thanks ya, mas ipin

    ReplyDelete
  5. sayangnya ketika ia kuminta pertanggungjawaban atas kata cintanya, dia bilang belum siap...dan akhirnya kabur :(
    uuuh payyyah deh ketemu manusia yg tidak gentle

    ReplyDelete
  6. hmmm...cinta,cinta,cinta=memberi...masih ada ga ya cinta seperti itu??masih ada ngga yach ikhwan yg memiliki rasa cinta yg sedalam itu??wallahua'lam...

    ReplyDelete
  7. @erryanti
    hehehehe :D

    @retnaldi
    walah :D ok2x, sama2 ^_^

    @siantiek
    hummmm.... cari yang gentle aja mba ^_^

    @hasifa
    sepertinya sih masih ada :)
    banyak lagi ^_^ hehehe
    hayuh, tetap semangat ^_^

    ReplyDelete
  8. hiiii,,....cibta mlulu.....lagi fallin love yah....

    ReplyDelete