22 February 2009

Apakah Teguran Keras (Musibah) Bisa Menyadarkanmu..?

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa. (QS. Al-Fushshilat: 51)

 

Seperti yang dilantunkan tim nasyid Hijjaz di lagu Lukisan Alam,

 

Hidup tidak selalu indah

Langit tak selalu cerah

Suram malam tak berbintang

Itulah lukisan alam

 

Dalam kehidupan ini, selain kesenangan dan kegembiraan, pasti ada juga kesulitan dan kedukaan yang akan menimpa. Cobaan dan ujian datang silih berganti.

 

Bisa jadi, cobaan yang kita alami merupakan teguran, peringatan, dan ajakan untuk kembali kepadaNya; sebuah fasilitas untuk bisa lebih mendekat kepadaNya; salah satu caraNya agar kita kembali tersadar dari kelalaian; mengingatkan bahwa kita sudah semakin jauh dari jalan yang seharusnya kita tempuh.

 

Maka beruntunglah orang-orang yang dengan kesulitan tersebut, semakin dicintai Allah, semakin dekat denganNya, semakin mengingat diriNya. Kembali kepadaNya.

 

Tapi tidak jarang, ada segolongan manusia, yang tidak bisa menerima nasehat yang keras, apalagi nasihat yang baik-baik dan mudah.

 

Peringatan-peringatan itu tidak membuat mereka tersadar, bertaubat, apalagi berubah.

 

Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pengajaran? (QS. At-Taubah: 126)


Beberapa cobaan hidup seperti kematian orang yang dicintai (pasangan hidup, anak, keluarga), kehilangan harta benda (kebakaran, perampokan, kebangkrutan usaha), musibah alam yang menimpa (banjir, gempa bumi, tanah longsor), terkadang tidak membuat kita tersadar, dan kembali kepadaNya. Bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendakNya; bahwa segala sesuatu telah digariskanNya, patuh terhadap takdirNya; bahwa Allah maha berkuasa, dan tempat bergantung segala sesuatunya.


Jika teguran keras (musibah) tidak bisa menyadarkan kita, maka apa lagi yang bisa menjadi alasan untuk sebuah usaha memperbaiki hubungan dengan sang pencipta?

 

Naudzubillah, semoga Allah menyelamatkan kita dari hal yang demikian. Amin.

 

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A'raaf: 168)

 

 

---000---

 

Samarinda, 22 Februari 2009

Syamsul Arifin

9 comments:

  1. Apapun yang diberikanNya...
    Itu adalah tanda sayang Nya
    Tetap bersyukur... :D

    ReplyDelete
  2. Musibah apapun adalah nikmat-Nya...:)
    Maka bersyukurlah bila Alloh, masih sudi menegur kita, karena bisa jadi itulah cara Alloh mencintai kita...^_^

    ReplyDelete
  3. kadang bisa menyadarkanku, tapi...kadang aku blm bisa menerimanya :(

    ReplyDelete
  4. Terima kasih nasehatnya...
    Semoga kita termasuk hamba Allah yang selalu bersyukur baik di saat cobaan nikmat, kebaikan ataupun musibah.amin

    ReplyDelete
  5. Ya, memang kita baru merasakan sebagian saudara kita yang terkena musibah... hal tsb sbg bahan renungan kita untuk senantiasa di Jalan-Nya

    ReplyDelete
  6. "Apakah Teguran Keras (Musibah) Bisa Menyadarkanmu..?"

    Yes, it is!
    Alhamdulillah masih selalu diberi kesempatan oleh Alloh untuk selalu kembali ke jalanNya :)
    Nice posting :)

    ReplyDelete
  7. Yup....
    ketika "senstitifitas hati" berkurang....dengan teguran lembut tak mampu dirasa...
    dengan teguran keras dr Allah...sangat terasa..... bagi mereka yang berfikir...

    semoga kita senantiasa dijalan kebenaranNYA..


    Matur nuwun ....

    ReplyDelete