07 February 2009

Kewajiban Berbakti Kepada Orang tua

Luar biasa! Itulah ekspresi yang patut kita berikan, ketika mengetahui bagaimana Islam memposisikan bakti kepada orangtua dalam bagian kehidupan kita sebagai seorang muslim.

 

Perintah Allah SWT

 

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Israa': 23-24)

 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa setelah Allah SWT memerintahkan kita agar menjaga kemurnian tauhid, maka Ia menggandengkan perintah itu dengan perintah berbakti kepada makhluknya, yaitu kedua orangtua kita. Hal ini menunjukkan keutamaan dan urgensi berbakti kepada kedua orangtua.

 

Masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan mengenai hal ini, Imam Nawawi di buku Riyadhus Shalihin mengutip ayat-ayat dari surat An-Nisa': 36; Al-Ankabut: 8; Luqman: 14; bahkan beliau membuat bab khusus dengan judul “Berbakti Kepada Kedua Orangtua dan mempererat Keluarga” dan “Keharamannya Berani -Kepada Orangtua- dan Memutuskan Ikatan Kekeluargaan”

 

Perintah Rasulullah SAW

 

Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud RA, katanya: Saya bertanya kepada Nabi SAW: "Manakah amalan yang lebih tercinta disisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa durhaka kepada orangtua termasuk ke dalam salah satu dosa besar!

 

Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya). (Mutafaq'alaih)

 

Kepada orangtua yang non muslim saja, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berbakti, apalagi kepada kedua orangtua kita yang muslim.

 

Hadits riwayat Asma RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, ibuku (seorang musyrik) datang kepadaku mengharap bakti dariku. Apakah aku harus berbakti kepadanya?” Rasulullah SAW bersabda: “Ya.” (HR Bukhari-Muslim)

 

Keteladanan dari Para Nabi

 

Para Nabi selain Muhammad SAW juga telah menunjukkan bahwa berbakti memiliki tempat yang istimewa bagi orang-orang yang shaleh. Cukuplah kita mengangkat contoh dari Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, sebagaimana Al-Quran telah mengabadikan mereka sebagai teladan berbakti kepada kedua orangtua.

 

Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (QS. Maryam: 12-14)

 

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. Maryam: 30-32)

 

Keteladanan dari Para Sahabat

 

Abu Hurairah RA biasa memberikan salam dan mendoakan ibunya ketika melewati rumahnya, dengan salam dan doa yang terbaik. Bahkan beliau biasa menggendong ibunya untuk ke kamar kecil.

 

Uwais bin Amir dari Yaman, yang karena baktinya kepada ibunya, Rasulullah SAW sampai berpesan kepada sahabat sekaliber Umar bin Khattab RA, agar meminta didoakan pengampunan kepada Allah SAW untuknya jika sempat bertemu dengannya.

 

Keteladanan dari Para Ulama

 

Abu Hanifah, biasa mengantarkan ibunya shalat tarawih, dan bahkan kalau ibunya ingin bertanya mengenai suatu hal kepada seorang ulama, beliau bahkan mengantarkannya, padahal beliaulah orang yang paling faqih, sehingga ulama yang dituju merasa sungkan karena mengetahui kedudukan ilmunya dibandingkan sang Imam, tapi Abu Hanifah menyuruhnya, agar sang ibunya merasa senang.

 

Dan masih banyak lagi contoh-contoh keteladanan lain yang akan sangat banyak dan panjang jika harus dituliskan.

 

Sikap Kita

 

Setelah mengetahui keutamaan berbakti kepada orangtua, ada beberapa hal yang harus kita pahami, bahwa bakti kepada orangtua menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim, namun tentunya taat kepada mereka tidak harus sampai bermaksiat kepada Allah, mematuhi perintah orangtua, membuat mereka senang atau bahagia dan menjadi anak yang shaleh, agar bisa menjadi kebanggaan mereka di dunia dan akhirat.

 

Yakinlah bahwa ada banyak kebaikan/keberkahan jika kita bisa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua. Wa’llahu ‘alam

 

 

---000---

 

Samarinda, 7 Februari 2009

Syamsul Arifin

2 comments:

  1. Perlu kebesaran hati untuk bisa menjalankan ini ketika org tua juga terkadang nampak tidak lebih dari manusia biasa ya Bang..?

    ayo usaha sekuat tenaga...

    ReplyDelete
  2. hhmmm....
    dah berbakti belum, ya??

    kalo menyembunyikan sesuatu untuk kebaikan, meski itu hal yang dilarang??
    berbaktikah???

    ReplyDelete