30 March 2009

Kenikmatan yang Dibalas Lupa dan Durhaka

Dalam limpahan nikmat yang tak terukur, kita sering kali lalai untuk bersyukur. Penyakit pikun langsung mendera, begitu kesulitan sirna, berganti dengan kemudahan dan bahagia.

 

Kita merengek dan menghinakan diri pada saat meminta, namun begitu keinginan dan harapan dikabulkan, kita langsung lupa pernah berdoa, seakan-akan tidak pernah merengek dan menundukkan kepala.

 

Tak jarang, selain lupa mensyukuri berbagai macam kenikmatan yang telah dinikmati, kita pun membalasnya dengan kedurhakaan, kemaksiatan, dan ketidakpatuhan.

 

Allah maha kaya, Ia tidak membutuhkan pengabdian kita, Ia tetap mulia dalam kemaha-sempurnaanNya. Namun sebagai seorang hamba, kita memang benar-benar sungguh kurang ajar, melupakan limpahan kebaikan dan berjuta kenikmatan, bahkan melawanNya, dan menjadi penentang yang nyata.

 

Astagfirullah hal adzim...

 

Ya Rabbi, limpahkanlah hidayahMu kepada hamba, dan golongkanlah hamba ke dalam golongan hamba-hambaMu yang pandai bersyukur (amin).

 

 

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

 

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman: 12)

7 comments: