13 May 2009

Mempersiapkan Kematian Pasangan Hidup

Takkan selamanya, tanganku mendekapmu

Takkan selamanya, raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungku

Tak bertahan melawan waktu

(Tak Ada yang Abadi, Peterpan)

 

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiyaa': 34-35)

 

Setiap manusia pasti akan mati. Kalau ada hidup, pasti ada mati.

 

Kehilangan seseorang yang kita cinta (pasangan hidup,-red) tentu terasa berat. Kehilangan seseorang yang dengannya kita berbagi waktu-mengarungi hidup dalam suka-duka, dalam tawa-air mata, tentu akan terasa sangat berat sekali, mungkin bagaikan kehilangan separuh jiwa, karena kehilangan cinta-dukungan-teman berbagi.

 

Namun bagaimanapun juga, tiap insan pasti akan merasakan kematian. Dunia hanya sementara, bagai persinggahan sebentar saja. Kepada Allah-lah kita semua akan kembali.

Agar tidak terlalu merasa kehilangan, mungkin kita perlu sejak dini mempersiapkan hal ini. Bukan dengan menyangkal atau bahkan mengharap-harap mati terlebih dahulu.

 

Milik Iman

 

Entah siapapun diantara pasangan yang terlebih dahulu meninggal, janganlah terlalu bersedih, terlebih lagi jika memang pasangan kita meninggal dalam keadaan iman dan Islam.

 

Bukankah orang-orang mukmin (yang tidak mempersekutukanNya) akan masuk surga dan menerima kenikmatan di alam kubur selagi menanti hari berbangkit?

 

Karenanya, jika memang pasangan kita masih hidup, jagalah agar selama hidup, cahaya iman dan Islam terus bersinar dalam dadanya, sampai ia meninggal. Terangi keluarga dengan cahaya iman dan Islam.

 

Kalau ada salah satu pasangan yang telah terlebih dahulu meninggal, doakan dia, agar mendapat ampunan atas segala dosa-dosa, menerima rahmat selama di alam kubur sana.

 

Jaga pula keimanan anda, jangan futur alias berlemah diri setelah ditinggalkan. Agar kalian bisa kembali berkumpul di taman-taman surga kelak, Insya Allah.

 

When my breath reach to its end

I want you to be there, with me

Holding my hand, strongly

Hoping that we shall be meet again

At the garden of heaven

 

06052009

-ipin4u-

 

Bersabar

 

Kesabaran itu ada tiga macam, bersabar ketika ditimpa musibah, bersabar dalam konsistensi melakukan kebaikan, dan bersabar dalam menolak/melawan keburukan/kemaksiatan.

 

Tidak bolehkah kita bersedih ketika ditinggal pasangan hidup..?

 

Tentu boleh, toh kita manusia biasa, yang punya hati yang merasa. Bahkan akan terkesan sangat aneh kalau sampai tidak bersedih. Yang terpenting adalah tetap terjaga batasan-batasan dalam berduka citanya, tidak boleh meratapi, bahkan sampai berbuat yang melebihi batas seperti menampar-nampar pipi sendiri atau merobek-robek baju, karena tidak bisa menerima takdir ini.

 

Dan kesabaran itu letaknya pada awal hantaman.

 

Persiapan Finansial

 

Agar tidak terlalu terkejut, mungkin kita perlu memperhitungkan cadangan tabungan untuk keadaan darurat seperti ini. Bagi seorang istri (ibu rumah tangga penuh waktu) yang ditinggal suami, tentu akan terasa imbasnya, apalagi kalau tidak memiliki keterampilan yang bisa digunakan untuk menjadi keahlian guna menjadi penopang rumah tangga.

 

Memang setiap orang sudah ada rezekinya masing-masing, namun tidak ada salahnya kalau kita mempersiapkan untuk keadaan-keadaan khusus, terutama seperti ini.

 

Saling terbuka juga mengenai nilai/kondisi hutang-piutang agar bisa diselesaikan oleh pihak yang ditinggalkan, karena hutang itu tetap diperhitungkan, meski sampai mati, dan ahli waris yang menjadi penanggungnya.

 

Saatnya Melanjutkan Hidup..?

 

Ingin menikah lagi setelah ditinggal wafat pasangan hidup? Pertimbangannya ada pada diri masing-masing pasangan.

 

 

 

---000---

Kota

Tepian, 14 Mei 2009

Syamsul Arifin

*mohon maaf kalau coretannya terkesan sok tahu, karena memang belum tahu…*

11 comments:

  1. hehew...mang belum nikah ya bos?...
    disegerakan atuh bos:)

    ReplyDelete
  2. Isinya gw bgt nih, scr sy dah msk anggota yatim club sjk usia 6 bln. Jd, sdkt byknya mrasakan item2 yg diungkapkan d ats. Tp, ibu sy g nikah lg sih...
    Thx yo

    ReplyDelete
  3. jazakallah....
    *sedih banget rasanya yang jelas , jika mengalami hal diatas...*

    ReplyDelete
  4. thanks for the reminder ipin....

    ReplyDelete
  5. Subhaanallah. Hati saya berdesir dan air mata mengambang di pelupuk mata, membacanya. Jzk

    ReplyDelete
  6. ya, pertimbangannya pada apakah sanganak perlu figur ayah? kalau iya, lebihbaik menikah lagi. :D

    ReplyDelete
  7. Kalau isteri menikah lagi... di surga dia hanya akan bertemu dengan suaminya yang terakhir ia nikahi...

    ReplyDelete
  8. Hmmh.. Pernah jg nih mrasakan kkhawatiran2 spt ini, tp hanya Alloh tempat kita bersandar,, domo arigato pin,wish u all the best!

    ReplyDelete
  9. weleh.....belum dapet, udah disuruh siap2 keilangan..hehehehehehe...

    segala sesuatu eman bukan milik kita, kok...

    ReplyDelete
  10. mantaf.....udah cukup umur tuh.cepetan nikah lah.he...he....

    ReplyDelete