Matahari sudah condong ke arah barat, menuju peraduannya. Sore hari yang cerah. Dua orang lelaki-perempuan sedang duduk di bangku kayu dengan meja yang terbuat dari kayu pula. Abang penjual batagor sibuk menyiapkan pesanan mereka. Jalanan lenggang menuju komplek perumahan, sejuk dinaungi pohon-pohon palem yang tinggi dan rimbun.
Lelaki yang duduk di hadapan sang perempuan itu berkata, "Dik, orang yang makrifat kepada Allah akan mengakui, bahwa dirinya tidak akan mampu untuk mencakup seluruh pujian untuk ia sampaikan kepada-Nya. Dan sesungguhnya Dia jauh di atas segala pujian yang dipanjatkan oleh para pemuji-Nya. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair:
Tak akan sampai orang yang memuja-Mu
Sebab yang ada dalam diri-Mu terlalu agung
Semua puja hanya milik-Mu tak ada awal tak ada akhir
Allah lebih mengetahui bagaimana cara memuji-Nya (Madarij as-salikin)
Tukang batagor meletakkan dua piring berisi bakso tahu goreng dihadapan mereka, "silakan", ia tersenyum.
"Makasih bang", sahut si lelaki sembari membalas senyum.
Sang perempuan mengambil saos, melumuri batagornya dengan bumbu pedas berwarna merah itu. Ia mengambilkan pula sendok dan garpu buat si lelaki, yang sepertinya adalah suaminya.
Keadaan tenang kembali, si perempuan kembali menatap lelaki di hadapannya.
"Tahukah kamu dik, kamu adalah karunia yang sangat berlebihan buat mas", sang lelaki menghela nafas, "mas ga tahu, dengan bagaimana lagi harus bersyukur kepada Allah karena telah memilihkan kamu buat diriku."
"Maaf mas, minumnya apa ya?" penjual batagor menyela pembicaraan, sambil tersenyum.
"Saya es teh manis mas, klo adik apa?" alihnya ke depannya.
"Sama, es teh manis juga pa," jawab si perempuan menoleh kepada sang penjual.
"Hufff..." sang perempuan menghela nafas panjang.
"Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan dirimu dengan diriku di dunia ini," kata si lelaki sambil menggenggam tangan si perempuan, "semoga nanti kita kan berkumpul pula di taman-taman surga-Nya ya" si lelaki tersenyum, matanya berbinar terang.
"Amiiiin," jawab si wanita, tersenyum malu.
"Maaf, ini mas minumannya," si abang tukang batagor menyodorkan dua gelas es teh manis, lengkap dengan sedotannya, sambil meringis, tersenyum.
Sore hari yang cerah, sore hari yang indah.
---000---
Kota Tepian, 1 Juni 2009
Syamsul Arifin
*Ide Cerita: Buku Asma-ul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
cerita yang benar2 pendek..:D
ReplyDeletekok aku jadi pengen bakso ya, mas ipin..
ReplyDeleteini pasti impiannya Ipin juga kaan :)
ReplyDeletependek tapi keren....
ReplyDeleteooh... refleksi diri sendiri???
Sepotong banget pin, :)
ReplyDelete@kakrahmah
ReplyDeletehehehe, susah bikin panjang2nya :D hehe
@isyanasrg
walah, klo gituh, cegat aja klo ada abang bakso lewat :D
@siantiek
hehehe, hope so ^_^
@dyasbaik
bukan refleksi kok ^_^
makasih atas apresiasinya ;)
@ichamary
terinspirasi dari salah satu thread di bikel juga euy ^_^