Menikah dengan orang yang kau cintai (menikah karena cinta) ATAU Mencintai orang yang kau nikahi (mencintai karena pernikahan)...?
Menikah merupakan mitsaqon ghalidza, perjanjian yang kuat, maka dari itu, bagi para pria, hendaklah berhati-hati dalam menentukan pilihan, dengan siapa dia akan mengikat perjanjian. Demikian pula dengan pihak (wali) wanita, agar teliti, kepada lelaki seperti bagaimana akan menyerahkan anak perempuannya.
Dasar sebuah pernikahan yang kokoh adalah karena lillahi ta'ala, karena Allah semata, ditujukan untuk ibadah, mencontoh sunnah Rasulullah SAW. Pernikahan yang didasari oleh alasan-alasan yang bersifat materi akan rapuh dan mudah goyah.
Karena kekayaan, maka harta kepemilikan seseorang itu bisa habis, kondisi ekonominya yang di atas roda, bisa jadi akan berputar menjadi di bawah. Karena penampilan, ketampanan maupun kecantikan, maka pesona itupun akan memudar seiring perjalanan sang waktu. Gurat-gurat keriput, otot yang tidak lagi kencang, akan menjadi bagian yang tak terelakkan.
Lalu bagaimana dengan cinta..? Bolehkan..? Haruskah..? Pentingkah..?
Perasaan cinta, suka, tertarik, simpati kepada seorang lawan jenis adalah suatu hal yang wajar, dan manusiawi. Kalau diarahkan menuju pernikahan, maka hal itu menjadi suatu hal yang baik pula. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Tidak ada yang boleh dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu Majah)
Maka berbahagialah orang-orang yang saling mencinta dan bisa berhimpun dalam ikatan pernikahan.
Namun apakah setiap pernikahan harus selalu terselip rasa cinta antara keduanya sebagai titik permulaan..?
Menurut saya, tidak harus selalu begitu juga. Menurut saya, rasa cinta itu bisa dibentuk, dibangun, diupayakan, dan diusahakan. Selain taken for granted, rasa itu bisa ditumbuh dan kembangkan dalam hati-hati kita. Titik awalannya adalah kemampuan kita dalam menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Niatan yang tulus untuk mengharap keridhoan Allah melalui bingkai pernikahan. Disitulah bisa berawal rasa cinta.
Manakah yang lebih utama, menikah karena cinta (menikahi orang yang kau cintai) atau mencintai karena pernikahan (mencintai orang yang kau nikahi)..?
:hmmm:
Jawaban dari pertanyaan itu tergantung kondisinya.
Apakah mencintai karena pernikahan lebih utama dibandingkan menikah karena cinta..? Apakah orang yang saling mencinta lalu menikah lebih rendah kedudukannya dibandingkan orang yang menikah kemudian saling membangun cinta antara mereka..? Eits, belum tentu.
Ibnu Hazm di buku Thuq Al-Hamamah (Untaian Kalung Merpati) menuliskan bait berikut,
mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran
mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
padahal kau orang yang paling hapal agama
kukatakan pada mereka, mengapa mencelanya
karena ia mencintai dan dicintai sang kekasih
jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta
-hal 100, buku Untaian Kalung Merpati, Thuq Al-Hamamah, Ibnu Hazm Al Andalusi-
Yang terpenting adalah jangan hanya terpaku kepada rasa cinta saja untuk memulai perjalanan panjang pernikahan. Cinta memiliki sebab-sebab, dan dikhawatirkan jika sebab-sebab itu mulai kehilangan pesonanya, maka akan pudar pula rasa cinta dalam dada, dan pernikahan yang diharapkan bahagia dan berujung pada surga, berubah menjadi hambar.
Cinta pula yang menyebabkan seseorang kehilangan rasionalitas untuk dapat melihat sang kekasihnya secara obyektif. Dalam pernikahan (setiap hari bertemu/interaksi), seseorang itu akan terlihat jelas karakter/sifat/kepribadian aslinya. Jika hanya berpegang pada cinta, maka tidaklah mungkin akan ada kekecewaan, karena ternyata ada kekurangan-kekurangan (yang dulu tidak terlihat) pada dirinya yang tidak berkenan bagi kita.
Mencintai karena pernikahan..?
Apa tidak sebaiknya mencintai karena Allah saja. Karena telah (terlanjur) melafalkan perjanjian yang teguh dengan bapaknya (wali), untuk menjadi pendamping hidupnya, mencukupi segala kebutuhannya, menjadi pelindung dan pengayomnya untuk urusan dunia dan akhiratnya.
Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lupakan segala masa lalu, buka lembaran baru, bersama orang yang telah sah menjadi pasangan hidupmu, melalui ijab kabul yang disaksikan orang banyak, itulah pernyataan/deklarasi cinta yang sesungguhnya.
Entah anda memilih "menikahi orang yang dicinta" ataupun "mencintai orang yang dinikahi", keduanya tetaplah merupakan hal yang baik (menurut saya), jika diarahkan menuju pernikahan. Yang jadi persoalan adalah agar kita bisa menjaga agar proses yang terjadi sebelum pernikahan tetap berada dalam koridor yang Allah ridho-i, tidak melanggar laranganNya.
Tambahan: setelah ijab kabul.
Bagaimanapun juga cinta membutuhkan perjuangan, butuh komitmen dan kerja keras untuk dapat menjaganya. Menjalani usia pernikahan dalam nuansa cinta, bukanlah hal yang mudah. Ada godaan, ada cobaan, ada ujian, ada goncangan yang berselang-seling mengisinya. Penggabungan dua individu dengan karakter yang unik tentu bukanlah suatu hal yang mudah, ada perbedaan cara pandang, ada perbedaan selera, perbedaan penilaian, dst.
Menikah bukanlah akhir dari perjalanan, karenanya, entah kita menikah karena cinta atau mencinta karena pernikahan, perjalanan panjang baru saja dimulai. Disinilah bagian terpenting itu harusnya kita fokuskan, mencipta rumah tangga yang sakinah-mawadah-warahmah.
Semoga cinta kita di dunia, menjadi cinta yang sama pula yang mengumpulkan kita di surga (kelak). (amin)
*sotoydotcom*
kalo kata hati sih : mencintai karena pernikahan
ReplyDeletebut....easier said than done....hehhe..
Bingung mau comment apa...
ReplyDeleteSetuju...
ReplyDeleteTFS, saya mau bikin tulisan serupa, nanti saya nge-link kesini, insya ALLAH :D
ReplyDeleteJd speechless.....
ReplyDeleteringkas tapi ulasan yang susah buat dikasih tanggapan.
ReplyDeletemencintai atau dicintai?
kyknya lebih baik dicintai deh ;]
keren.. *tapi belum baca serius*
ReplyDeleteTFS..
harusnya dua2nya menikahi yg dicintai dan mencintai yg dinikahi..
ReplyDeletekrn bukan jaminan jg cinta akan tetap sama ktika setelah menikah..
krn menikah membuka tabir, keburukan pun akan terkuak....
mencintai itu keputusan..
aku takut utk menikah jadinya hehe
ReplyDelete*hmmm, dulu ini pernah dibahas juga di blog lain... tapi lupa...
ReplyDeleteinsyaAllah cinta memang bisa dibentuk dan diupayakan kemudian setelah pernikahan...
mencintainya kelak karena Allah begitu telah terbentuk ikatan dalam ibadah pernikahan...
bagus... semoga Allah memberikan keduanya :)
ReplyDeleteMasyaallah...
ReplyDeleteinsyaallah yang barokah aja deh...
Mencintai lalu menikah atau menikah lalu mencintai... itu pilihan!
ReplyDeleteMencintai adalah sebuah kata kerja..
dari sebuah kata benda CINTA yang diberi awalan me- dan akhiran -i,
hahaha.. mari kita belajar bahasa indonesia dengan baik dan benar.. :D
Menggapai ridho ALLAH itu perlu usaha,
semoga akhir cinta kita hanya pada ALLAH saja muaranya,
siapapun teman sejati kita semoga membawa kebaikan di akhirnya..
Cinta sejati tak hrs memiliki
ReplyDeleteDewa bilang : Cintaku tak hrs miliki dirimu
Sepakat! Bahwa cinta insya Allah bs diupayakan, diusahakan.. (pengalaman pribadi nih :)) Dan satu hal lg setiap langkah yg dijalani menuju pernikahan harus betul2 kita jaga karena secuilpun maksiat yg tdk diridhai Allah akan mengurangi keberkahan pernikahan.. Wallohu a'lam..
ReplyDeleteidealnya...
ReplyDeletefollow u :)
ReplyDeleteHanya ingin mencintai pasangan jiwa krn Allah dan hanya ingin dicintai Allah saja,sehingga Allah ridho..
ReplyDeleteKeren kak,ijin copaz ya..
wew. ~~.'
ReplyDeletesemoga cinta kita jatuh di tempat yang bener... amiin...
heee..
Semoga endingnya bisa seperti itu..... ^_^
ReplyDeletedua-duanya lebih bagus. diawali manikah karena cinta trus setelah menikah jadi makin mencintai orang yg dinikahi karena jadi tahu lebih banyak ttg kebaikannya, pribadinya, keresahannya, dll.
ReplyDeletehmm..ilmunya ga nyampe niy sbenernya, tapi pingin komentar...
ReplyDeletesejauh ini masih berfikir: alangkah indahnya mencintai dan menikah dengan yang dicintai karena Allah..
Humm.. whihc one are u brother ?:D
ReplyDeleteupin yg mana..
ReplyDelete:siul:
he3.. bagus.. juga...
ReplyDeleteDua2 bleh sj, sesuai koridor+cara yg diridhoiNya, krn byk cara utk yg terbaik...
ReplyDeleteNote 2, ada lg ga?
menikah karena cinta ALLAH...
ReplyDelete