Artikel mengenai kehidupan berumah tangga berjudul "Membangun Kembali Kemesraan yang Terkikis" menyebutkan beberapa cara-cara untuk menjaga keharmonisan antara pasangan, salah satunya diantara tipsnya yaitu:
[start quote]
Fokus kepada sisi positifnya
Pertama kali bertemu seseorang, Anda akan memerhatikan hal-hal yang Anda sukai darinya. Seiring berjalannya waktu, Anda mulai melihat bahwa ada beberapa hal dalam dirinya yang membuat Anda tidak sreg. Lama-kelamaan, jika sifat itu tak berubah, Anda pun mulai fokus kepada hal negatif yang dimiliki pasangan. Semakin dipikir semakin besar kejelekannya, sedangkan kebaikannya makin tak terlihat. Solusinya? Ketika Anda mulai melihat sisi buruk pasangan yang tidak prinsip (misalnya, ia suka telat), cobalah untuk mengingat hal-hal positif yang ia miliki. Kalau perlu, catatlah.
[end quote]
Bagian "catatlah" itu mengingatkanku akan postingan di MP Karman berjudul "Buku Harian Ayah" :)
Dan point saran itu juga mengingatkanku akan pesan berikut,
Ingatlah dua hal dan lupakan dua hal:
1. Ingat kesalahan diri sendiri dan lupakan kesalahan orang lain;
2. Ingat kebaikan orang lain (pada diri kita) dan lupakan kebaikan kita (pada orang lain)
Kalau pesan ini kita terapkan dalam konteks hubungan keluarga, sepertinya bagus juga :hmmm:
Pertama, "ingat/lihat/fokus pada kesalahan/kekurangan diri sendiri dan lupakan kesalahan pasangan"
Alih-alih merasa kesal/sebel dengan banyaknya kekurangan yang dimiliki pasangan, tentu akan lebih baik jika kita bisa "berdiri di depan cermin", berkaca/refleksi/evaluasi pada diri sendiri, bahwa kita pun memiliki kekurangan. Dan tugas suami-istri adalah untuk saling memperbaiki keadaan masing-masing pasangannya.
Tidak ada manusia yang sempurna, tiap orang pasti punya cela dan kekurangan. Bersikaplah sedikit toleran dengan kekurangan yang dimiliki pasangan, dan bersemangatlah (serta bersabarlah) untuk terus menerus saling memperbaiki diri.
Seperti sebuah ayat yang berpesan kepada kita,
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An-Nisaa': 19)
Kedua, "ingat kebaikan pasangan, dan lupakan kebaikan kita".
Pernah baca sebuah cerita yang menjelaskan mengenai seorang istri yang menerima begitu banyak kenikmatan/kebaikan dari suaminya, lalu hanya karena suatu ketika sang suami berbuat salah, maka seperti "hujan yang menghapuskan kekeringan selama setahun", semua kebaikan-kebaikan suaminya itu, seakan-akan tidak pernah dirasakannya.
*cerita tentang seorang raja yang mengambil istri seorang budak, yang bahkan karena permintaan istrinya, dibuatkan pula kolam lumpur khusus buat dia*
Mungkin perlu diadakan napak tilas perjalanan pernikahan. Bernostalgia dengan kenangan-kenangan. Menengok ulang perjalanan di awal pernikahan. Sehingga menjadi segar kembali ingatan dengan berbagai macam memori indah (kenangan manis) yang telah dilalui berdua.
*bisa jadi berupa kesulitan/kesusahan yang telah berhasil dilewati berdua*
Entahlah... *sotoydotcom*
Smg Alloh memudahkan jalan agar saudaraku ini dapat menggenapkan separuh diennya pada saatnya nanti.. (aamiin,,biar ga perlu nulis tag sotoydotcom lg gitu.:D )
ReplyDeleteSubhanallah
ReplyDeleteThank you
Apapunkabarduniaa? Tetapsemangat
JFS
ReplyDeleteTFS,
ReplyDeletehmmmmmm
ReplyDeletekeep husnuzan!!!
ReplyDeleteHmm...gt y?
ReplyDeleteNote satu nie..
Bagussss bangettttttttt!
ReplyDelete