26 July 2008

[puisi] Menjawab Duka

Kau katakan, bahwa langit mendung sedang berduka
Ku katakan, biar duka itu ada di langit sana saja

Kau katakan, mentari pagi enggan bersinar
Ku katakan, biarkan mentari tak bersinar, tapi hatimu tetap terang bercahaya

Kau katakan, awan sedang menangis menitikkan air mata
Ku katakan, cukuplah awan saja yang melinangkan air mata, dan kau tetap memasang senyum ceria

Kau tanya, mengapa aku terus dirundung duka
Ku jawab, tiada duka apalagi kemalangan bagi manusia yang beriman kepadaNya

 

26072008
-ipin4u-

 

Inspirasi: Buku La Tahzan, 'Aidh al-Qarni

Elia Abu Madhi berkata:

Orang berkata, "Langit selalu berduka dan mendung."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana."

Orang berkata, "Masa muda telah berlalu dariku."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tak kan pernah mengembalikannya"

Orang berkata, "Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka. Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya. Bagaimana mungkin jiwaku sangggup mengembangkan senyum manisnya."
Maka akupun berkata, "Tersenyum dan berdendanglah, kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya."

Orang berkata, "Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan, ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus."
Tapi aku berkata, "Tetaplah tersenyum, karena engkau akan mendapatkan penangkal dahagamu. Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang lain, apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan kesalahan itu?"

Orang berkata, "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka. Sedangkan aku punya kewajiban bagi teman-teman dan saudara, namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham adanya"
Ku katakan, "Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabat yang kau cintai."

Orang berkata, "Malam memberiku minuman 'alqamah"
Tersenyumlah, walaupun kau makan buah 'alqamah Mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah Apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?

Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri
Tertawalah, sebab meteor-meteor langit juga tertawa mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang

Orang berkata, "Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah."
Ku katakan, "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum."

5 comments:

  1. ipin...ipin... kamu tuh ternyata mellow juga yach

    ReplyDelete
  2. @dilla
    ^_^ hihihihi... langsung dipraktekin dia :D

    @ery
    wataw :P
    bukan mellow, tapi melon :P

    ReplyDelete
  3. @ery
    daisuki..?
    itu artinya "suka" ya..?
    walah, bisa bikin gosip nih :hihi:
    ternyata ery suka yang melon2 :D

    ReplyDelete