27 September 2008

[flash fiction] Warnai Biru Hatiku Meski Potret Kita Terbingkai Kelabu

"Kak.., jangan pergi dulu", wanita dengan terusan rok coklat itu berkata.

Aku menghentikan langkah.

"Buat apa aku tetap tinggal di sini. Toh kita pun tidak akan pernah bisa bersatu"

Desiran angin membuat daun-daun kering pohon mapel berguguran.

"Temani sepiku dengan keheninganku... mungkin", ia terkesan ragu.

Huff.., aku menghela nafas panjang. Seekor angsa berukuran cukup besar di tepi danau buatan taman mengibas-ibaskan tubuhnya, cipratan air berhamburan dari bulu putih. Dua ekor angsa lainnya masih berendam di air danau yang dingin. Peralihan menuju musim semi.

Aku duduk di tanah yang rata dipenuhi rumput. Ia duduk di samping sambil mendekap lututnya.

Krek, suara kamera otomatis berwarna biru mudanya mengabadikan suasana. Blitz-nya terang bersinar.

Menatap langit biru tanpa awan.

"Dik, tahukah kamu kenapa langit berwarna biru?", aku memecah keheningan.

"Ntahlah, aku benci fisika", ia tertawa pelan. Aku tersenyum, mungkin senang melihat tawanya yang renyah.

"Kau tahu.., mungkin ada seorang malaikat yang pekerjaannya mewarnai langit menjadi biru"

"Heh", dia tersedak, menoleh aneh ke arahku, wajahnya beralih cerah.

Aku berbaring terlentang, memandang penuh ke arah langit, beberapa awan kecil berarak-arakan.

"Dan begitu pula hatiku. Tahukah kamu bahwa ada seseorang yang selalu bisa mewarnai hatiku menjadi biru, bahkan ketika keadaan memaksa hatiku menjadi hitam dan merah berlumuran warna darah"

Ia mencabut bunga liar kecil yang tumbuh di antara rerumputan.

Sebuah lonceng berbunyi keras, gema-nya beberapa kali menembus taman.

"Aku harus pergi", beranjak bangkit dan menepuk-nepuk celanaku.

Aku menatap dirinya lekat, ia menganggukkan kepala, mungkin sudah rela. Bergegas meninggalkan dirinya.

"Kak.., ketika hatiku berwarna hitam dan berlumuran darah, aku tahu bahwa engkau ada di situ, dan mewarnainya menjadi biru, meski potret diri kita selalu saja berbingkai kelabu", sang gadis bergumam, menatap dari kejauhan, tubuhku yang perlahan menghilang.



---000---

and i gotta say to you, our journey is long
and along the way baby, i could be wrong
but i would do my best to fix it
it's all love and commitment, we just gotta mix it
...
if everybody else thinks we couldnt make it
they say marriage life is hard we couldnt take it
i'm a say that there might be tears and fights
but our love is guided with the heaven's lights

(Saykoji - Say to You)

Samarinda, 27092008
-ipin4u-

2 comments: