Dari Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian bersabda:
"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."
Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)
Wabillahittaufiq (Dan dengan Allah itulah adanya pertolongan).
Keterangan:
Dalam mengulas sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi: "Syurga itu ada di bawah naungan pedang." Imam al-Qurthubi berkata:
"Ucapan itu adalah suatu pertanda betapa indahnya susunan kalimat yang digunakan oleh Rasulullah s.a.w. Sedikit kata-katanya, tetapi luas pengertiannya. Maksudnya iaiah bahwa letak syurga itu dengan memberikan perlawanan kepada musuh, manakala mereka telah memulai menyerang kedudukan kita. Jika sudah dalam keadaan terjepit dan musuh sudah menyerbu dekat sekali dengan tempat pertahanan kita, maka tiada jalan lain, kecuali dengan beradu kekuatan, yakni pedanglah yang wajib digunakan untuk penyelesaian, menang atau kalah. Jika pedang kaum Muslimin sudah beradu dengan pedang musuh, masing-masing pihak menangkis serangan musuhnya, pedang meninggi dan merendah, sampai-sampai bayangannya tampak jelas. Naungan pedang itulah yang menyebabkan kaum Muslimin akan memperoleh kebahagiaan dalam dua keadaan:
(a) Jika kalah dan mati, gugurlah sebagai pejuang syahid dan pasti masuk syurga tanpa dihisab. Di kalangan ummatpun menjadi harum namanya.
(b) Jika menang dan selamat sampai dapat kembali ke rumah ia juga akan merasakan kenikmatan syurga dunia, hidup dalam keluhuran dan kejayaan.
06 September 2008
Sabar (dalam Medan Pertempuran)
Sumber: Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sumber: Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi
ReplyDeleteJazakallah untuk pembangkit ruhul jihad ini..
ReplyDeletegreat writing..bnr kt pak yayan, membangkitkan ruhul jihad.. jzk :)
ReplyDeleteSubhanallah.....ktk membaca tulisan akhi, imaginasi sy terbang ke kisah perang Badar. Dan klo tdk salah, hadits tsb "....jgnlah kalian mengharap bertemu dg musuh....". Rasulullah menyuruh para sahabat untuk melakukan tajasus (memata-matai) secara sembunyi-sembunyi untuk mengetahui seberapa besar kekuatan Quraisy pada saat itu.....wallahu 'alam :)
ReplyDelete