Ketika engkau bertanya kepadaku, “seberapa besar rasa cintaku kepadamu?”
Aku mengarahkan telunjukku ke arah monas
Monumen yang tinggi menjulang meninju awan
Kokoh tak tergoyahkan
Sebuah jawaban yang tidak perlu lagi dipertanyakan…
***
Senja berwarna kemerah-merahan, hangat. Semilir angin meniup mesra, menggoda dua insan yang sedang duduk berdua di kursi batu taman Monumen Nasional. Kijang-kijang yang dipelihara di taman itu sudah kelelahan, beberapa dari mereka sedang asyik berbaringan, mengunyah ulang simpanan makanannya; burung-burung sudah menghentikan kicauannya; sesekali terdengar suara gesekan sapu petugas kebersihan dengan rumput taman, memisahkan daun-daun kering dan sampah yang dibuang sembarangan para pengunjung dari hijaunya rumput yang tumbuh subur mengelilingi monumen yang dibangun diatas tanah seluas delapan puluh hektar di pusat kota Jakarta.
Tugu yang dibangun untuk mengenang semangat perjuangan bangsa
“Mas, kamu bisa
Lelaki berperawakan kekar, berkulit sawo matang dengan garis pipi yang jelas menonjol, menoleh kepadanya, ia mengalihkan pandangannya dari monumen berbentuk batu obelik berbentuk lingga yoni setinggi 137 meter yang terbuat dari batu marmar. Alu dan lumbung yang menyimbolkan kesuburan. Ia tersenyum lebar.
“Tentu saja, mas akan selalu cinta sama kamu”, lelaki yang berasal dari Brebes itu menyeringaikan senyumnya.
“Kita mungkin akan jarang ketemuan mas, sekarang kerjaan Lilis jauh, di Pondok Indah, majikan Lilis ganti, Yayasan memindahkan Lilis ke
Joko menghela nafas panjang.
Lilis dan Joko bertemu di taman ini pula, setahun yang lalu. Perkenalan ringan yang berujung keseriusan dalam menjalin hubungan.
Joko merantau dari
Sedang Lilis berasal dari Ciawi, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sudah dua tahun ia berada di
“Tentu Lis, mas akan tetap setia sama kamu”, pemuda itu mengangguk mantap.
Lilis tersenyum, menikmati segarnya udara sore hari
***
Sudah hampir tiga bulan Lilis menempati rumah majikan barunya, dan semenjak itu pula, komunikasi antar mereka menjadi renggang. Mungkin dia sedang dalam tahap adaptasi dengan lingkungan kerja barunya, begitu batin Joko menenangkan.
Jika bukan Joko yang memulai mengirimkan SMS atau menelpon terlebih dahulu, dapat dipastikan bahwa dalam satu bulan, tidak akan ada komunikasi denganLilis.
“
***
Majikan barunya ternyata seorang bule. Pria yang berasal dari Inggris, berkulit putih, bermata biru, berambut pirang, dan tinggi semampai. Seorang eksekutif muda. Lajang.
Karena sudah mahir berbahasa Inggris, Mike suka sering mengajaknya berjalan-jalan menemaninya. Kaki Lilis semakin sering menyambangi mall dan cafe-cafe
***
Langit sore
Beberapa
Joko duduk sendirian di salah satu bangku batu taman
Samar-samar ia melihat seorang pria bule sedang berlari-lari dengan seorang gadis yang sudah sangat ia kenal. Joko mengucek-ucek matanya, tidak percaya akan apa yang telah ia lihat. Tidak mau percaya dengan kenyataan yang ada di hadapannya.
Gadis berlesung pipit dengan rambut sebahu yang diikat itu sedang jogging sore, berlari-lari seiringan dengan seorang pria bule bermata biru. Lilis, iya, dia yakin sekali bahwa itu Lilis, gadis yang dulu pernah bersama dengan dirinya, yang dulu pernah berbagi bangku ini dengan dirinya.
Perasaannya bercampur baur. Banyak hal yang bisa berubah di
Mungkin Lilis telah menjadi seperti beberapa cerita selebritis yang ia pernah lihat di infotainment, menjadi istri seorang pria kewarganegaraan asing. Begitu benaknya berkata.
Ia hanya bisa memandang Lilis dari kejauhan, batinnya terbakar rasa cemburu, namun bukan cemburu yang membabi buta.
Suatu hari nanti, aku akan sukses di Jakarta, lihat saja. Tekad Joko semakin mantap menapaki kehidupan
---000---
Syamsul Arifin
JILFest competition, cerpen yang belum menang ^_^
Meski tidak menang....cerpen yang menawan:)
ReplyDeleteKeep write.....^_^
Tetap semangat aja ya pa..xixi
ReplyDeletelumayan ^_^
ReplyDeletesemangat ya Joko! Toh masih banyak gadis yang lain. xixixi..
ReplyDeleteSarat pengetahuan sejarah ni :)
ReplyDeleteKirain mau diikutkan dalam lomba menulis cerpen yg berseting kota Jakarta.
Nice story.
Hem..kakak yg kreatif n aktif..salut,keren.Ganbare kak!!;-)
ReplyDeletelebih dari lumayan...bagus...terus berkarya
ReplyDeletesekadar saran aja...
ReplyDeleteperbanyak referensi bacaan,
jangan monoton.
rubah sudut pandang...
ReplyDeletemeski menulis itu mengeluarkan pemahaman kita, dan terkadang sulit mengambil jarak.
satu hal lg,
cerpen biasanya berakhir mengambang, tdk ada akhir yg jelas.
upin..
ReplyDeletejd inget kk sepupuku.. gr2 putus cinta.. skripsiny jd kelar 3hr..wkakak
nice short story!!
ReplyDeleteada satu kontakku yg ikutan JILFEST competition ini..
ttg jakarta..
tp kt ny jg batal krn sedikit yg mengirimkan naskah..
benarkah?
@ivoniezahra
ReplyDeletemakasih atas apresiasinya :)
@mour4
iya, tetap semangat ^_^
@anisanisa
thanks :)
@nieswasweet
iya, si Joko kayaknya masih semangat kok :D hehehe
*weleh*
@ilasyegaf
yup, diikutin kok di lomba ituh, cuma belum menang aja tahun ini :D
*insya Allah dicoba lagi deh dengan lomba2 yang lainnya ^_^
@hikmah
makasih atas apresiasinya, masih butuh banyak pendalaman skill penulisan nih :D
@ishacovic
makasih ^_^
@samuraitakbertuan
yup, memang agak2 gimana gituh nih cerpen, terlalu "lurus" dan "jelas" :D
ok2x, makasih atas saran2nya ^_^
@asty
weleh2x, ternyata memang ada ya kejadian seperti ituh di dunia nyata :D
@rizkivita
thanks :)
ngga dibatalin kok, di websitenya (JILFest.org di bagian berita) udah ada pengumuman pemenangnya kok :)
:)
ReplyDelete