30 September 2007

Bersih-bersih Setelah Banjir

Musim hujan telah tiba, dan bersamaan dengan hujan yang akan terus menerus berkunjung, bahaya banjir pun telah siap mengintai. Jika rumah kita termasuk yang tidak beruntung dari kedatangan tamu yang tak diundang tersebut, ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar selama musim hujan/kebanjiran, rumah kita dapat tetap sehat dan terjaga dari penurunan kualitas udara dalam ruangan.


Hilangkan genangan air

Genangan air merupakan tempat berkembang biak yang ideal bagi mikroorganisme yang pada akhirnya dapat terkontaminasi melalui udara (airborne) dan tertelan. Jika air banjir membawa kotoran atau bangkai binatang yang telah membusuk, perhatian utama harus tertuju pada penyakit menular. Meskipun banjir yang datang terjadi karena air hujan, pertumbuhan mikroorganisme dapat memicu reaksi alergi bagi individu yang sensitif. Untuk alasan kesehatan dan untuk mengurangi kerusakan materi bangunan, semua air yang tergenang harus dihilangkan secepat mungkin.


Keringkan rumah beserta isinya.

Air banjir yang masuk ke dalam rumah dapat membuat udara di rumah anda menjadi tidak sehat. Hal ini terjadi karena benda-benda yang basah lebih dari dua hari biasanya akan menjadi lebih mudah berjamur. Air banjir yang memasuki rumah pun dapat membawa kuman atau serangga ke dalam rumah. Jamur juga dapat membuat beberapa orang yang memiliki gangguan pernafasan seperti asma dan alergi, menjadi lebih mudah sakit.

Perabotan yang bisa dibersihkan harus dibersihkan secara menyeluruh, sedang yang tidak dapat dibersihkan atau yang mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan kembali, harus dibuang.

Kelembaban ruangan yang berlebihan berhubungan erat dengan kualitas udara ruangan karena beberapa hal berikut: ruangan yang memiliki kelembaban yang tinggi dan perabotan yang basah merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme; kontak dengan udara atau air yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi sakit; kelembaban yang tinggi untuk waktu yang lama dapat memicu pertumbuhan kutu debu, yang bisa menimbulkan asma atau memicu reaksi alergi dan serangan asma.

Jadi, meskipun terkadang proses pembersihan dapat memakan waktu yang lama, proses ini harus dikerjakan karena penting untuk melindungi kesehatan kita.


Bersihkan perabotan yang basah

Membiarkan perabotan yang terendam air merupakan perilaku yang tidak sehat. Beberapa bahan cenderung menyerap dan menyimpan air lebih banyak dan lebih lama dari pada bahan yang lain. Pada intinya, perabotan yang basah dan tidak dapat dibersihkan secara menyeluruh dan tidak dapat kering selama 24-48 jam, harus dibuang, karena bisa menjadi sumber tumbuhnya mikroorganisme.


Jangan mencampur produk pembersih atau menambah pemutih dengan bahan kimia yang lain.

Proses pembersihan pasti melibatkan pencucian dan disinfeksi dari tembok, lantai, kloset, rak, dan seisi rumah. Produk pembersih dan disinfeksi mengandung bahan kimia yang dapat memberikan pengaruh pada kesehatan kita. Baca dan patuhi label yang tertera pada produk tersebut; dan sediakan cukup udara saat membersihkan menggunakan produk pembersih atau disinfektan dengan membuka pintu dan jendela lebar-lebar. Jika alat elekronik aman digunakan, gunakan kipas angin pada saat membersihkan dan setelah membersihkan menggunaan produk pembersih dan disinfektan.

Hati-hati saat mencampurkan produk pembersih dengan disinfektan. Mencampur beberapa jenis produk bisa menghasilkan uap yang beracun dan dapat menyebabkan cedera atau bahkan kematian.


Gunakan alat perlindungan diri (APD) saat membersihkan

Gunakan masker saat membersihkan agar tidak menghirup banyak jamur. Penggunaan masker debu atau sapu tangan tidak akan banyak melindungi karena dapat ditembus oleh jamur. Masker yang dapat melindungi dari jamur disebut dengan masker N-95.

Gunakan goggle (kaca mata debu) saat membersihkan. Pilih goggle yang tidak memiliki lubang ventilasi agar jamur tidak dapat masuk ke mata.

Gunakan sarung tangan agar tidak menyentuh langsung jamur yang ada.

Gunakan celana panjang, kaos/baju dengan lengan yang panjang, dan sepatu bot atau sepatu kerja.


Hati-hati jika menggunakan generator agar tidak keracunan Karbon Monoksida

Banjir dapat menyebabkan terputusnya sambungan listrik. Beberapa orang menggunakan generator untuk mensuplai listrik saat membersihkan rumah setelah banjir.

Gas buangan (exhaust) yang dihasilkan generator dapat membunuh kita dalam waktu beberapa menit jika kita menghirupnya.

Zat buangan yang dihasilkan adalah Karbon Monoksida (CO). Karbon merupakan gas yang tidak berwana dan tidak berbau yang dapat menyebabkan kematian dalam konsentrasi yang tinggi. Gas ini dapat dihasilkan secara cepat dari proses pembakaran yang terjadi di generator diesel, kompor minyak atau batu bara yang digunakan di dalam ruangan.

Letakkan generator di luar rumah dan jauhkan dari bangunan.

Jangan menggunakan generator di dalam rumah atau garasi. Jangan meletakan generator di balkon atau dekat dengan pintu, lubang ventilasi ataupun jendela. Jangan pula meletakkan generator dekat dengan orang yang tidur.


Hati-hati dengan kontaminasi Asbes dan debu timbal

Peningkatan asbes di udara terjadi jika bahan yang mengandung asbes terusik. Udara yang terkontaminasi asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotheliom (kanker diantara dada dan lapisan perut).

Timbal merupakan bahan yang sangat beracun yang dapat mengakibatkan efek kesehatan yang serius, terutama bagi anak-anak. Terusiknya atau pembersihan perabotan yang terlapisi cat-berbahan dasar timbale bisa meningkatkan konsentrasi debu timbal di udara.


Semoga dengan menerapkan beberapa hal sederhana diatas, dapat mencegah penurunan kualitas udara dalam ruangan di rumah kita dan dapat menjaga status kesehatan kita serta orang-orang terdekat yang kita sayangi.

Rumahku adalah surgaku (dengan kualitas udara ruangan yang baik).



--000--

Referensi:

  • EPA - Flood Clean Up and the Air in Your Home

  • EPA - Flood Cleanup - Avoiding Indoor Air Quality Problems

  • American Lung Association - Flood Clean Up Fact Sheet

  • Red Cross - Repairing Your Flooded Home


Penulis:

Syamsul Arifin, SKM

Safety Professional
Alumni Dept. K3 FKM UI angkatan 2001
Email: syamsul.arifin@yahoo.com

No comments:

Post a Comment