07 September 2007

[cerpen] Saya Jatuh Cinta

Sebuah kisah fiksi yang dibuat bareng Izti. Sebetulnya sih ngga sengaja buatnya, si Izti posting mengenai Saya Jatuh Cinta yang dikutip dari buku Catatan Seorang Ukhty, dan karena merasa “gimana gituh” (kasian, -red) dengan tokoh laki-laki dalah kisah tersebut, akhirnya saya terusin deh ceritanya  Kisah ini ada di situs myQuran, karena disana kita bebas posting kalau sudah menjadi member, jadi deh saling kasih komentar dan berbalas cerita. Dan menurut saya cerita ini bagus lho  ß muji diri sendiri (narsis Mode ON)

Enjoy the story guys…

myQuran - Komunitas Muslim Indonesia

Pesantren Virtual => Artikel => Topic started by: izti on 21 May 2007, 20:05:34

http://myquran.org/forum/index.php/topic,20526.0.html


Title: SAYA JATUH CINTA
Post by: izti on 21 May 2007, 20:05:34



“Terus terang saat ini saya sedang jatuh cinta pada seseorang. Saya merasakan inilah cinta sejati, cinta yang tulus. Kami merasa sudah sangat dekat. Tapi saat ini kami belum dapat menikah karena ada banyak persoalan. Saya ingin bertanya, bolehkah saya berpacaran dengannya?”

Tanya seorang pemuda pada ustadz yang mengisi sebuah majelis taklim suatu hari.

Ustadz tersebut tersneyum dan menjawab, “Boleh saja, asal Anda menjawab tiga pertanyaan saya.”

Si pemuda terbelalak heran. “Benarkah, Ustadz?”

Sang Ustadz menganggukkan kepala. Masih dengan senyumnya, Ustadz itu bertanya, “Benarkah cinta Anda kepadanya adalah cinta sejati?”

“Tentu saja”

“Apakah Anda mempunyai keinginan untuk semakin dekat dengannya? Merasa nyaman ketika menggandeng tangannya? Benarkah Anda tidak punya keinginan untuk memeluknya? Benarkah cinta Anda cinta sejati, tidak dicampuri oleh perasaan dan nafsu seperti itu? Jangan-jangan Anda hanya ingin menciumnya dan tidak cinta kepadanya.”

Rentetan pertanyaan ini segera disambut tepuk tangan yang meriah. Si pemuda terdiam sejenak kemudian dia berusaha menjawab dengan lantang.

 “Tidak Ustadz, cinta saya cinta sejati!”

“Bagus!” ujar Ustadz. “Anda lolos ujian.”

Si pemuda terkejut. “Jadi, saya boleh berpacaran dengannya?”

“Lho.. sebentar dulu! Anda masih harus menjawab dua pertanyaan lagi.”

“Baik, saya akan menjawab pertanyaan kedua.”

“Sebagian besar laki-laki menyukai perempuan berasal dari daya tarik fisiknya. Sebagian besar juga mencoba menaklukkan perempuan demi gengsi semata. Mungkin karena dia termasuk golongan kelas tinggi, mungkin belum ada lelaki yang bisa menaklukkannya, atau mungkin supaya ia dapat berbangga hati di depan teman-temannya karena berhasil menggaet sang wanita. Nah, dalam hal ini saya ingin bertanya, benarkah Anda cinta kepadanya, atau hanya ingin memanfaatkannya untuk mendongkrak gengsi di hadapan teman-teman Anda?” Tanya Ustadz.

Kembali terdengar sambutan meriah dari audiens putri.

Si pemuda kembali terdiam.

“Tidak. Saya benar-benar cinta kepadanya, cinta yang murni, cinta sejati, tidak ada campuran hawa nafsu maupun gengsi!”

Ustadz kembali tersenyum.

“Jadi benar, Anda sungguh-sungguh mencintainya?”

“Benar, Ustadz!”

“Benar Anda bersedia berkorban apa saja untuknya?”

“Benar, Ustadz. Saya bersedia!”

Dengan senyumnya yang bijak, Ustadz kembali bertanya, “Nah, pertanyaan ketiga, kalau Anda sungguh-sungguh mencintainya, mau berkorban apa saja untuknya, kenapa Anda tidak menikah saja dengannya?”

Pemuda itu terdiam, dan akhirnya ngeloyor pergi.

_________________________
Dikutip dari “Catatan Harian Seorang Ukhty”

 


Title: Re: SAYA JATUH CINTA
Post by: ipin4u on 23 May 2007, 08:44:50



Selagi tepuk tangan masih membahana, sang pemuda tersebut kembali dengan tergesa-gesa. Kali ini dengan bersama seorang wanita di belakangannya. Bersamaan itu pula, ada serombongan orang berkamera mengikuti mereka.

"Ustadz, untuk membuktikan bahwa cinta saya merupakan cinta sejati, di hadapan kita semua, saya akan melamarnya. Dan saya pun akan menyiarkan pada dunia, bahwa cinta saya kepadanya tidaklah main-main, karena itu saya membawa kru reality show 'katakan cinta'."

Wanita berjilbab rapi tersebut seakan bingung, terlihat dari air mukanya yang gelisah.
"Saksikan wahai ustadz" lalu pandangannya dialihkan pada wanita tersebut, "ukhti Izti, maukah engkau menikah denganku?", lalu dia mengambil Al-quran dan kitab Riyadus Shalihin yang sedang dibahas pada kajian Islam tersebut, yang tergeletak di hadapan meja sang ustadz.

Wanita berjilbab tersebut menundukkan wajahnya, mukanya terlihat memerah, merona.
"Jika engkau menerimaku, ambillah Al-quran ini" sambil menyodorkan Quran sang ustadz yang dipegangnya di tangan kanan, "namun jika engkau menolakku, ambillah kitab Riyadus Shalihin ini".

Suasana sejenak hening.

Salah satu kru, menyemangati para peserta kajian, agar 'memanaskan' suasana.
Lalu, seperti dikomandoi, diiringi sedikit gelak tawa dan suara kompak yang membahana, koor dadakan itu menyerukan kalimat yang sama. "TERIMA... TERIMA... TERIMA..." berulang-ulang kali.

Izti hanya bisa terdiam.

Sang ustadz menengahi suasana, "Seorang janda dimintai persetujuannya jika menikah, dan demikian pula seorang gadis, dan diamnya seorang gadis menandakan persetujuannya".

Gerr, suara heboh dan tepuk tangan para peserta kajianpun semakin riuh.

Namun salah satu kru 'katakan cinta' mengatakan, "maaf ustadz, biar sesuai dengan konsep acara, maka ia harus memilih salah satu diantara dua, apakah ia harus mengambil Quran yang ada di tangan kanan pria tersebut, yang menandakan bahwa ia menerimanya atau dia mengambil Kitab yang ada ditangan kirinya, yang menandakan bahwa pemuda tersebut telah di tolak.

Keriuhan para penonton yang berjumlah sekitar 200 orangan tersebut mereda dan menunggu.

"Izti,apakah engkau menerimaku sebagai sang pangeranmu, ayah bagi anak-anak mu, dan imam dalam rumahtanggamu?" pertanyaan tersebut mengalir dari lisan pemuda tersebut. "Aku memang tak setampan Nabi Yusuf, ataupun sesempurna Nabi Muhammad, aku hanya seorang insan yang membutuhkan dirimu, tuk menapaki jalan ini bersama."

Rayuan itu kontan membuat para peserta kajian menyemangati kembali pasangan tersebut. "TERIMA... TERIMA... TERIMA..." gemanya terdengar menggaung berulang-ulang.

Acara tersebut direkan terus oleh para kru 'katakan cinta', disaksikan dua ratusan penonton dan menggunakan speaker luar masjid, sehingga mengundang beberapa penduduk sekitar menghampiri dan menyaksikan.

Izti menatap wajah sang pemuda tersebut, dan berlari keluar masjid dengan tergopo-gopo...

Semua orang yang ada di situ terkesima. Terlihat beberapa peserta wanita mengikuti Izti keluar dari barisan penonton.

Sang pemuda tersebut duduk terjatuh.... Beberapa penonton wanita terlihat bersedih.

 


Title: Re: SAYA JATUH CINTA
Post by: ipin4u on 24 May 2007, 09:00:03



Kesedihan pemuda itu begitu mengharukan bagi tiap orang yang melihatnya.
Kehampaan dalam tatapan layu pemuda yang tertunduk itu, menyesakan dada dan meneteskan air mata bagi yang mudah terhanyut suasana.

Suasana mendadak menjadi syahdu, dari hiruk-pikuk penuh gempita menjadi senyap dalam rasa.

Dua dari tiga orang yang menyusul Izti kembali lagi.

Mereka maju ke depan menghampiri sang ustadz, samar terdengar percakapan diantara mereka bertiga.

Sang ustadz menjadi tersenyum, matanya berubah bersinar.

“Sesungguhnya Izti telah menerima lamaranmu”, ungkap sang ustadz, wajah para penonton berubah, sang pemuda tersebut menoleh lemah.

“Ah masak sih tad”, jawabnya ragu, “kamu tidak percaya, masak ustadz bo’ong sih”, balas sang ustadz, “jangankan berbohong, ustadz zaman sekarang saja banyak yang mencabuli muridnya”, ujarnya polos tanpa rasa bersalah. Sang ustadz tersenyum kecut.

“Sesungguhnya Izti sedang berada dalam keadaan hadats besar, jadi dia tidak mau menyentuh kitab suci Al-Quran. Di kitah Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, dikatakan bahwa ada tiga hal yang wajib padanya berwudhu, pertama, shalat, kedua, thawaf di baitullah, dan ketiga adalah menyentuh mushaf. Dan karena dia sedang kedatangan bulan, jadi dia tidak mau untuk menyentuhnya, dan karena banyak orang yang menonton, ia pun merasa sangat malu untuk mengungkapkannya. Dan sungguh rasa malu merupakan salah satu bagian dari iman”.

“Benarkah hal tersebut ustadz?”, sang pemuda tersebut masih mencari pembenaran, “iya, demi zat yang telah menurunkan rasa cinta” angguk sang ustadz.

Bagai tanaman kering yang tersiram air, ia menjadi bersemangat kembali, wajahnya menjadi dipenuhi darah dan terasa hidup lagi.

“Alhamdulillah, semoga Allah slalu menjaga cinta sejati ini, menumbuh suburkannya, dan menjaga kesuciannya. Alhamdulillah, sebagaimana Ia kan memberikan saya seorang bidadari di dunia ini, semoga pula Ia kan menciptakan syurga* bagi saya di dunia yang fana ini, dan mengumpulkan kami berdua bersama para pecinta sejati di taman syurgaNya kelak, bersama para Rasul, para syuhada, para shalihin, para pemimpin yang adil, dan para pedagang yang jujur… amin yaa Rabb”


*Rasulullah SAW bersabda, “baiti jannati.”

 


Title: Re: SAYA JATUH CINTA
Post by: izti on 24 May 2007, 10:30:44


 

Setelah itu, Ustadz menutup acara kajian hari itu, lalu mengajak si Pemuda untuk menemui kedua orang tua izti.

"anak muda, sebaiknya kita resmikan lamaran ini langsung kepada orang tuanya." kata sang Ustadz penuh wibawa.

"Tapi rumahnya jauh Ustadz, di luar kota." jawab sang pemuda agak pesimis.

salah seorang audiena putri maju. "Tidak apa-apa akhy, antum bisa ikut dengan mobil Ustadz. Sedangkan neng izti bisa ikut dengan mobil saya."

"nah, sudah ada kemudahan. bagaimana dengan orang tua antum." kata Ustadz lagi.

"orang tua saya juga di luar kota Ustadz, tapi Insya Allah mereka merestui siapa pun yang menjadi pilihan hati saya." jawab sang pemuda mantap.

"Baiklah, ayo kita berangkat."

singkat kata, rombongan pun berangkat menuju rumah orang tua izti, untuk mengadakan lamaran secara resmi.

sampai di rumah orang tuanya....
maksud lamaran pun disampaikan oleh sang Ustadz mewakili si pemuda. dan jawaban orang tuanya adalah...

"kami sebagai orang tua izti sangat menghargai niat baik Ustadz. tapi sayangnya... izti sudah dijodohkan dengan pemuda lain."

DUARRR!!!! serasa halilintar menyambar memekakkan telinga sang pemuda. lemas, lunglai, hilang sudah harapannya. dan berteriaklah dia! AAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRGGG GGGGGGGHHH!!!!!

 


Title: Re: SAYA JATUH CINTA
Post by: ipin4u on 26 May 2007, 16:02:24



Pening terasa... berat melangkah... kabur pandangan... kelu di lidah...

Izti mengantarkan sang pemuda dan ustad tersebut melewati pintu kayu perkarangan rumah di desanya yang terkesan masih asri, menginjak rerumputan muda yang masih sedikit basah oleh embun. Terlihat di samping utara rumah ada sebatang pohon jambu tua, tempat dimana Izti muda sering menghabiskan waktu sewaktu masih menjadi gadis cilik. Pandangannya tertunduk. Di belakang mereka tampak terlihat kedua orang tua Izti mengamati dari jauh, di pintu rumah sebuah rumah yang terlihat sangat bersahaja.

"Kak", ujarnya pelan kepada sang pemuda, wajahnya menatap sang pemuda tersebut. "Mungkin kakak belum tahu bahwa aku pun mencintaimu", matanya mulai berkaca-kaca.

Sang ustadz yang berada disamping sang pemuda tersebut tidak dapat berbuat banyak. Hening. Diam seribu bahasa.

"Kalau kakak mau, aku bersedia kawin lari denganmu" suaranya terdengar parau, air matanya mengalir perlahan, "Aku tidak peduli apa kata orang, bawalah aku kemanapun engkau mau", bibirnya gemetar menahan duka. Tes... setetes air mata jatuh dari dagunya.

Sang pemuda tidak melihat padanya, pandangannya menerawang jauh ke ujung desa, sembilan puluh derajat dari wajah Izti. "Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?(*) Sesungguhnya saya datang kesini dengan mengharap suatu ibadah, kebaikan, keberkahan dan menjauhkan diri dari perbuatan setan diantara kita, lalu kenapakah kau mengajak diriku kepada perbuatan yang tidak kan diridhoiNya".

"Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu(**), karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan kita untuk berbuat baik kepada orang tua kita", kakinya melangkah menapaki jalanan kerikil menuju mobil, terdengar ia menggumamkan sebait puisi.

Oh adakah orang yang lebih malang dari diriku
Serasa keruntuhan langit dan tertelan bumi
Duhai Rabbi, jagalah hamba yang senantiasa terlalai
Sehingga terjatuh dalam cinta yang membawa duka

Aduhai duka citaku...(***) Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku(****).


Braak, pintu mobil ditutup.

"Izti, kamu dengar apa yang ia katakan, sabar ya nak", nasihat sang ustadz, "dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya(*****), assalamualaikum" lanjutnya sambil melangkah menuju mobil.

Izti berusaha menjawab salam tersebut, namun lidahnya kelu, tenggorokannya tersumbat. Tangisnya meledak, air matanya bercucuran.

Brum... Bruuum... suara deru mobil meninggalkannya sendirian, sesenggukan.

---

Di dalam mobil, ustadz tersebut semakin bertambah kagum pada pemuda itu. Ternyata ia merasa perlu banyak belajar dari anak muda tersebut. Bahkan ketika dalam perjalanan ke rumah Izti, ia sudah kagum, bagaimana mungkin dalam keadaan musafir di dalam kapal laut yang terombang-ambing ombak, ia masih dapat tenang melakukan shalat malam. Dan ketika ditanya, memang sudah semenjak lima tahun yang lalu, ia berkata tidak pernah ketinggalan shalat malam sehari pun. Sungguh pemuda yang luar biasa.

Di dalam perjalanan, pemuda tersebut membaca quran, tentunya tanpa melihat Al-Quran. Ia terlihat sangat bersedih. Sang ustadz mengurungkan diri tuk mengajaknya terlibat dalam pembicaraan.

---

Semenjak hari itu, Izti menjauhi orang-orang, dia lebih banyak menyendiri dalam kamarnya untuk beribadah. Shalat malam, zikir, tilawah dan puasa merupakan kebiasaannya.

Badannya semakin hari semakin lemah. Seluruh anggota keluarga merasa iba kepadanya. Hingga akhirnya pernikahan dengan pria yang telah dijodohkannya menjadi diundur.

Sakitnya semakin parah... Sampai suatu ketika, malaikat Izrail datang menjemputnya.

---

Sang pemuda yang mendengar kabar mengenai berita kematian wanita yang ia cintai datang tuk ziarah.

Di dekat kuburannya ia shalat lalu berdoa dalam tangis untuk kebaikan Izti, tak henti-hentinya ia menangis sampai kemudian ia tertidur di sisi kuburan Izti karena kelelahan.

Dalam mimpinya, ia merasa sedang berada di dalam taman surga. Seseorang datang kepadanya seraya berkata, "pergilah dan temui Izti." Ia juga mengajaknya memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatangan pemuda tersebut, mereka bergembira seraya berkata, "inilah suaminya Izti..."

"Assalamu'alaikum" katanya bersalam kepada mereka, "siapakah kalian? dan tahukah kaliah dimana Izti", mereka menjawab salamnya dan berkata: "kami ini adalah pembantunya, teruskanlah langkahmu".

Beberapa kali sang pemuda tersebut sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama semua, mereka adalah pembantunya dan menyuruhnya meneruskan langkah.

Akhirnya, sampailah ia pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadirannya, dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam, "hai Izti, Izti, ini suamimu datang..."

Ketika sang pemuda tersebut dipersilahkan masuk, ia melihat seorang bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Sang pemuda itu mendekat.

Sang bidadari yang tak lain adalah Izti berkata, "bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu. Sesungguhnya cintamu padaku telah membawaku seperti ini", senyumnya mengembang.

"Sesungguhnya aku mendapati kabar bahwa tidak lama lagi engkau kan menyusulku. Bantulah diriku, bersabarlah kamu di dunia, dan jagalah terus ibadahmu, sampai akhirnya kita berjumpa kelak dalam syurgaNya".

Pemuda itu terbangun dari tidurnya, mengucap syukur alhamdulillah dan beranjak dari tempat itu. Tak lama berselang, beberapa bulan setelah itu, ia menyusul kekasihnya.


Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai" (HR. Bukhari Muslim)


---000---

(*) QS.An-Najm:24
(**) QS.Ali-'Imraan:200
(***) QS.Yusuf.84
(****) QS.Yusuf.86
(*****) QS.Al-Israa':23

Bagian akhir ini terinspirasi dari salah satu kisah di buku "Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu"nya Ibnul Qayyim al-Jauzi dan kisah "Adakah diantara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?"

12 comments:

  1. ya Allah ... kok hatiku jd "tersiram" yah :) thx mas ....

    ReplyDelete
  2. Sama2 :) Alhamdulillah... akhirnya ada juga yang merasa tulisan ini ada sedikit manfaatnya :) :hihi:

    Oh ya, di situs MyQuran, ID saya adalah ipin4u

    ReplyDelete
  3. Huuauahahahahhaha......ada gitu ikhwan yang ngelamar pake kru katakan cinta??? awal ceritanya lucu...banget....but, kok endingnya......???hhhhmmmm....

    ReplyDelete
  4. :D hehehe

    Unik kan...
    Nah inilah kerennya bikin cerpen rame2, bisa "meloncati" alur berpikir umum :D

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah,, selesai juga akhirnya baca cerpen di atas...( faktanya,, baca cerpen juga menguras energi,, hehe..)

    Subhanallah,,, Wah,, Endingnya mirip bang sama kisah "Berjanji Bertemu di Syurga"...

    ReplyDelete
  6. hehehe.. gitu tuh klo ngga dinikmatin bacanya :D

    emang bagian akhirnya mirip, kan sudah saya cantumkan dicatatannya:
    "Bagian akhir ini terinspirasi dari salah satu kisah di buku "Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu"nya Ibnul Qayyim al-Jauzi"

    tapi bukan cuma cerita itu doang, tapi juga cerita "Adakah diantara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?"
    :)

    ReplyDelete
  7. "Adakah diantara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?"
    Kalau saya Dyahnya doank nih:)

    hehe gara-gara ending pertama ndak jadi karena diterusin Izti, ceritanya jadi tambah keren. hehe tapi endingnya ndak bisa diterusin lagi ya, soalnya tokohnya dimatikan. salut deh.

    ReplyDelete
  8. hehehe, iya, tau deh diah :D

    makasih atas apresianyanya ^-^

    ReplyDelete
  9. wedew, baru tau kalo dicopas ke sinih :p
    lebayy dah..... :hihi:

    sayah balikin lagih ke MyQ :hihi:

    ReplyDelete
  10. hehehe, ada si penulisnya ^-^
    izti, ini cerita memang bagus kok, dari tiap potongan babak, ada konflik, emosi, namun tetap "cantik" pengemasannya :D
    alur cerita, karakter, dialog2nya juga bagus ;)
    *muji diri sendiri lagi* :D *halagh* %peace%

    salah satu tulisan yang keren banget dah ;)
    susah euy, bikin yang seperti inih lagi :toe:

    kapan2 duet lagi yuk..? ^_^

    ReplyDelete
  11. kirim dunk ke media, sapa tau dimuat *lebay lagi dah... :hihi:

    ReplyDelete