09 November 2007

Menjadi Manusia Unggul*

Suka atau tidak, percaya atau tidak, kita (manusia-red) memang diciptakan untuk menjadi manusia yang unggul. Sejak awal mula, desain yang diberikan Allah SWT untuk kita, mengharuskan kita menjadi manusia yang unggul. Bahkan sebelum kita menjadi seperti sekarang ini, kita telah berkompetisi dengan hampir lebih dari 200 juta kompetitor (jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini) dalam memperebutkan sebuah posisi, yaitu sebuah sel telur.

Saat manusia berejakulasi, hampir 200 juta sperma-sperma kecil yang berebut tempat untuk mendapatkan posisi di sebuah sel telur melalui perjalanan yang penuh dengan rintangan (kondisi pH rendah yang mematikan, jalan yang panjang, saingan yang banyak, dan sel telur yang dilapisi oleh lapisan yang keras dan mematikan. (lihat film “Keajaiban penciptaan manusia” karya Harun Yahya). Tapi toh, dari 200 juta calon-calon manusia tersebut, hanya ada 1 yang berhasil, siapa lagi selain diri kita (ha3x).

Tetapi mengapa setelah kita hadir di muka bumi seperti ini, kita sepertinya kehilangan fitrah untuk menjadi manusia yang unggul? Karena itulah, ada beberapa trik yang bisa dipakai untuk mengembalikan entitas kita sebagai seorang manusia yang unggul.

1. Percepatan

Percepatan berbeda dengan kecepatan, kecepatan adalah perbedaan jarak dibagi dengan waktu, sedangkan percepatan adalah perbedaan kecepatan dibagi perubahan waktu, jadi kecepatan satuannya m/detik sedangkan percepatan m/detik2. Hadis nabi, barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia merugi, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia celaka, barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung. Jadi hanya ada 1 pilihan kita, yaitu selalu menjadi lebih baik, selalu melakukan peningkatan, selalu belajar, dan selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Kunci dari percepatan adalah manajemen waktu. Ada orang yang dalam waktu 24 jam bisa mengurus negara, ada yang yang dalam bisa mengurus keluarga, ada yang bisa mengurus perusahaan, tetapi ada juga yang dalam 24 jam tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Semua orang diberikan waktu yang sama, yang membedakan adalah kualitas dari penggunaan waktu tersebut. Orang yang sukses adalah orang yang bisa melakukan lebih banyak dari orang lain dalam waktu yang sama.

2. Lingkungan yang kondusif

Sebuah analogi sederhana, ada 2 kupu-kupu yang sedang balapan terbang, kupu-kupu yang satu terbang secepat-cepatnya, sedang kupu-kupu yang kedua masuk ke dalam mobil yang akan jalan. Mana diantara kedua kupu-kupu itu yang akan menang? Jika arah mobil tersebut sama dengan arah perlombaan, dan mobil tersebut tidak kekurangan bensin, maka dapat dipastikan bahwa kupu-kupu yang naik mobil yang akan menang. Sedikit-banyak, setiap kita pasti dipengaruhi oleh orang-orang yang ada disekitar kita. Orang yang bergaul dengan tukang minyak wangi, meskipun tidak membeli pasti akan tercipratan bau wanginya. Orang yang bergaul dengan tukang sate, membeli ataupun tidak, pasti akan terasa bau asap sate di tubuhnya. Karena itulah cari sebisa mungkin kondisi yang kondusif yang bisa mengarahkan kita menjadi lebih baik.

3. Melihat musuh/saingan/kompetitor sebagai karunia

Lawan atau saingan adalah penggali potensi yang ada dalam diri kita. Kita tidak pernah bisa berlari cepat kecuali jika ada anjing yang mengejar kita. Dan kita pun tidak akan bisa dihargai jika kecuali jika telah melakukan kompetisi. Menang atau kalah adalah masalah yang kecil, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menyempurnakan ikhtiar dengan mengoptimalkan potensi yang kita miliki.

4. Sinergi atau berjama’ah

1 + 1 = 11 dan bukan 2. Contoh, suami dan istri jika bergabung tidak menjadi 2 tetapi bisa menghasilkan yang tidak bisa dibuat sendiri-sendiri. Contoh yang lain adalah bom atom, bom atom yang berukuran sekepalan tangan bisa menghancurkan sebuah kota, itu karena adanya tumbukan-tumbukan antara atom-atom yang terjadi menciptakan energi yang besar. Siapapun harus bisa kit ajadikan sumber ilmu.
 
5. Qalbun salim (hati yang baik)

Ukuran kesuksesan kita adalah perjumpaan dengan Allah SWT, sebab hanya ada 2 tempat di akhirat nanti, jika tidak berjumpa dengan Allah SWT maka pasti kita sedang direbus di neraka. Kita menjadi sukses ketika ilmu dan aktifitas kita bisa mengakrabkan kita dengan Allah SWT. Kebersihan hati kan mengantar pada tutur kata yang sopan, tingkah laku yang baik, ide yang cemerlang, dan ibadah yang nikmat.
Selamat berjuang saudara-saudaraku, semoga kita bisa menjadi manusia-manusia unggul yang kan memperbaiki negeri yang sedang porak poranda ini.


Diilhami oleh : kaset ceramah Aa Gym “Menjadi Manusia Unggul”

No comments:

Post a Comment