09 November 2007

Pekerjaan Saya adalah Bermain

Menurut majalah forbes edisi hari Jumat tanggal 30 Maret (sumber: Kompas 1 April 2007), mengenai pekerjaan dengan penghasilan terbesar, ada suatu hal yang menurut saya cukup unik yaitu salah satu profesi dengan penghasilan terbesar adalah pemain sepak bola. Yup, pemain sepak bola, orang-orang yang menjadikan bermain sebagai mata pencahariannya, bermain bola.

Menurut forbes, pada tahun 2006, Ronaldinho, pemain asal Brasil yang bermain di Barcelona menempati urutan teratas dengan penghasilan sebesar 23,5 juta euro atau sekitar 282 milyar rupiah. Posisi ini diikuti oleh David Beckham, pemain asal Inggris yang bermain di Real Madrid, dengan pendapatan sebesar 23,2 juta euro, yang bisa jadi mengalahkan Ronaldinho karena pada tahun 2007, ia dikontrak Los Angeles Galaxy dengan nilai 250 juta dollar selama 5 tahun.

Saya tidak ingin terjebak dalam diskusi apakah sepak bola boleh/halal/haram menurut Islam, namun saya ingin melihat sisi yang lainnya, yaitu bahwa pekerjaan yang mereka geluti adalah bermain, sebuah aktifitas yang pasti disukai oleh kita semua.

Entah apakah benar atau tidak, tapi ada suatu persepsi bahwa bermain merupakan aktifitas anak-anak saja, dan orang-orang yang masih suka bermain-main menunjukkan ketidakdewasaannya.

Namun satu hal yang pasti, orang-orang yang menikmati pekerjaannya, bagaikan tidak bekerja. Ada ungkapan yang berbunyi, “Kerjakan apa yang kau cintai, dan cintai apa yang kau kerjakan, niscaya engkau tidak akan pernah merasakan sedang bekerja”. Dan pada umumnya, orang-orang yang menggeluti pekerjaan yang mereka merasa senang dengannnya, cenderung mengalami kesuksesan, minimal kebahagiaan dalam bekerja.

Tulisan ini tidak dibuat dengan tujuan agar kita semua berpindah profesi menjadi pemain bola ataupun supaya orang-orang menjadi tidak serius saat bekerja-sebagaimana definisi beberapa orang mengenai istilah bermain, namun tulisan ini hadir dengan tujuan agar kita lebih dapat mencintai pekerjaan/bidang yang kita geluti atau agar kita menggeluti pekerjaan/bidang yang kita sukai/cintai.

Akan ada perbedaan yang signifikan jika kita mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan dengan suka cinta, meskipun bisa jadi hasil/output yang dihasilkan sama besarnya, namun yang pasti ada nilai lebih (added value) yang akan kita dapatkan dari mengerjakaan hal-hal yang kita sukai, seperti rasa puas, bahagia, dll.

So, “Do what you love, and love what you do”.

---000---

Untuk saudara/i ku (dan diriku) yang sedang mencari pekerjaan yang sesuai untuk dirinya, semoga berhasil ya.. Wallazina jahadu fina lanah diyannahum subulana (QS.29:69)

No comments:

Post a Comment