28 November 2007

Jaga Perasaan Kawan

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku masuk ke dalam surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang seperti engkau dicemburui. (Shahih Muslim No.4408)

 

Imam Muslim menggolongkan hadits ini kedalam Bab mengenai keutamaan sahabat. Namun saya coba mengetengahkan hadits ini kedalam tulisan yang berbicara mengenai menjaga perasaan teman.

 

Sesungguhnya ukhuwah itu memiliki beberapa tahapan, mulai dari ta’aruf atau saling mengenal, kemudian tafahum atau saling memahami, ta’awun, takaful, atau saling tolong menolong, dan terakhir itsar, atau mendahulukan saudaranya.

 

Ketika kita telah mengenali saudara kita dengan baik, sebagaimana minimal ada tiga hal yang perlu kita lakukan untuk dapat mengenalnya dengan baik, yaitu berpergian jauh bersama, bermalam bersama dan memiliki urusan keuangan bersama. Maka, jika kita sudah mengenalnya, ada sedikit sikap yang seharusnya dapat kita munculkan, yaitu menjaga perasaan saudara kita, terkait dengan karakternya.

 

Dalam pandangan pribadi saya, hadits diatas bisa dilihat dari sudut pandang berbeda. Hadits tersebut berbicara mengenai pengenalan yang baik dari Rasulullah saw kepada sahabat Umar ra, mengenai rasa kecemburuannya, dan sungguh Rasulullah saw adalah teladan yang terbaik bagi umat manusia, sehingga ia pun memberikan contoh bagaimana seharusnya kita bersikap dan menjaga perasaan yang mungkin timbul dari perbuatan kita terhadap saudara seiman.

 

Semoga Allah menjaga kita dari berbuat sesuatu yang disengaja maupun tidak yang dapat melukai perasaan saudara/i kita

 

Wallahu ‘alam

3 comments:

  1. Siapa yang tidak mencintai saudaranya? Jika bisa cintanya lebih besar daripada cinta di dirinya. Tapi terkadang manusia salah mengartikan "Judul" yang antum buat.

    ReplyDelete
  2. kalo kita mencintai saudara kita....pasti kita akan selalu menasehatinya dikala ia lupa/salah....tapi, kita juga harus tau benar karakter saudara kita tersebut....karena tidak semua orang bisa menerima nasehat/teguran tersebut (dari cara penyampaiannya..). mungkin maksudnya baik.....tapi kan dalam memberi nasehat dan teguran juga ada etikanya....apakah kalau malah sampai menyakiti hati saudara kita....apakah itu suatu solusi yg baik???

    maaf kalau indah salah kata....

    ReplyDelete
  3. ada banyak mba..? biasanya karena tidak mengedepankan unsur2 ukhuwah seperti hudznudzon, rasa cinta, sayang dan merasa mudah/gampangan menyakiti perasaan...

    *sebuah pengingatan buat saya pribadi :)

    ReplyDelete